Senin, 19 November 2018

Kisah Ke-27 (Novel KCMS)


Kisah Ke-27
LEMBARAN BARU
#TantanganMenulisDariLagu
#SahabatKabolMenulis
#SeriKisahDenia
#Surti-Tejo, Jamrud


Satu pekan bedrest, Alhamdulillah Denia sudah bisa beraktifitas.  Kini dua pecan lagi  penantian lahirnya adik Albiruni.  Pendarahannya ringan saja, tapi sudah cukup membuat Bagas mendengar sarannya untuk istikharah syariat yang Denia tawarkan.
Denia hadir kembali dengan cerita serunya, email yang seringkali aku tunggu-tunggu.  Kali ini liku-liku mualaf yang mengucapkan syahadahnya dengan bimbingan Mas Hanif.
Helma dan Derry menjadi tetangga Denia di IKWK.  Tentu mereka berada di kamar yang berbeda.  Untuk bujang IKWK menyediakan pavilion di kanan kiri rumah sewa utama yang di tempati Denia.
Denia hat sich anscheinend von der Bettstütze erholt?” tanya Helma saat Denia menyapu teras rumah.
“Alhamdulillah, Dank Helmas Gebet geht es mir gut. Ab ins Büro, Helma?”  Denia membalas sapaan itu dengan senyum ramah. 
Sejak menjadi mualaf dan mengikuti kajian rutin dan IKWK, Helma membatasi pergaulannya dengan Derry.  Berangkat kerja pun mereka tidak bersama-sama lagi.  Penampilan Helma menjadi makin cantik dengan balutan jilbab yang Denia hadiahkan.  Jilbab praktis khas Indonesia.
Sesekali Helma mengunjungi Denia untuk bincang-bincang ringan di ruang tengah.  Atau Denia membagikan makanan halal yang dimasaknya ke dua tetangga terdekat itu.  Sepulang kantor bingkisan untuk Biru atau makanan dari restaurant halal dihadiahkan Helma dan Derry buat keluarga Denia.  Sebuah persaudaraan yang indah.
Suatu akhir pekan, Sabtu yang mulai gigil di akhir musim panas, mendekati musim gugur.  Akhir Oktober di Jerman sering mendapatkan julukan Golden Oktober.  Sebutan ini terkait dengan perubahan warna daun menjadi kuning keemasan.  Pohon yang awalnya berdaun merah atau hijau akan berubah penampilannya.  Aku masih ingat saat Golden Oktober jamur juga banyak yang bermekaran.  Sebenarnya ada yang bisa dimakan juga jamur-jamur itu namun orang-orang di sana biasa membiarkannya. 
Siang yang hangat hingga 25 derajat Celcius dan malam hari yang tiba-tiba dingin di bawah 15 derajat.  Malam hari lepas Isya, Denia dan Bagas menghabiskan weekend di rumah.  Sementara Biru sudah tidur pulas karena cuaca dingin.
Di ruang tengah, Denia sedang membuat hiasan rajutan yang menjadi kesibukan barunya.  Banyak pesanan di IKWK. 
“Cuaca dingin begini enaknya makan apa ya Denia?
“Yang panas-panas, Mas.  Aku masih ada persediaan mie instan di kulkas.”
“Boleh juga, tuh.  Tapi kamu lagi sibuk biar aku aja, ya?“
Bagas yang romantis menyandarkan kepala di pundak Denia.  Telinganya merayap ke arah perut yang makin membesar.  Ia sangat menikmati tendangan lembut buah hati di kandungan Denia.
“Semoga kalau anak kita perempuan bisa secantik dan sesalehah ibunya.”
“Kalau, laki-laki, bisa seganteng dan bertanggung jawab seperti Mas Bagas.  Tapi tambah satu lagi doa boleh, Mas?”
“Apa itu, Denia?”
“Semoga dia bisa membangun rumah tangga poligami.”
“Kamu nyindir, ya?”
“Mas Bagas masih punya janji sama Denia.  Katanya mau istikharah untuk ngasih jawaban ke Mbak Hasna?”
“Aku udah istikharah tapi belum juga dapat mimpi, gimana, dong?”
“Istikharah tidak hanya terjawab lewat mimpi, Mas.  Kemantapan hati itu yang paling penting.  Aku yakin Mas Bagas bakal mampu menjadi pemimpin buat istri-istri Mas.  O’ya, sebentar ya, aku buatkan mie special buat kita.”  Denia mengalihkan perbincangan, khawatir membebani pikiran Bagas.
Seperti yang selalu aku pesankan buat Denia tiap kali membuat mie instan.  Masaknya harus sempurna, ditambah sayuran sebagai anti oksidan, cabai rawit secukupnya sebagai sumber vitamin c dan telur, daging, baso atau sosis untuk menambah gizi.
Aroma khas mie instan produksi Indonesia menyebarkan aroma nikmat ke mana-mana.  Mereka menjadi rindu tanah air.  Saat mereka hendak menikmati hidangan itu, dari arah luar terdengar ketukan pintu.
“Assalamu’alaikum, Denia, darf ich eintreten?”  Helma mengenakan jas coklat tebal untuk melawan cuaca dingin dan hijab warna abu.
"Natürlich bist du mein guter Nachbar, lass uns mitmachen, es gibt spezielle Gerichte, die dir gefallen werden." =Tentu saja tetanggaku yang baik, ayo kita bergabung di ruang tengah.  Ada hidangan istimewa yang pasti kamu akan suka.”
Denia langsung mengajak Helma ke dapur, maksudnya supaya Helma tidak berduaan dengan Bagas di ruang tengah.  Sedikit banyak Helma sudah tahu cara membatasi diri dalam bergaul dengan lawan jenis.
Tak berapa lama setelah Helma masuk rumah, Derry mengucap salam.  Akhirnya mereka bergabung dalam diskusi malam Ahad yang mengasikkan ditemani mie goreng Aceh yang baru pertama kali mereka nikmati.
“Derry, Helma, menurutku akan sangat lebih baik bila kalian segera menikah.”  Bagas mengemukakan hal yang sifatnya pribadi.  Untuk ukuran orang Jerman tabu masalah pribadi  disinggung oleh orang lain.  Akan tetapi persaudaraan dalam iman telah membuat mereka begitu dekat.
Wir zögern nicht, aber Derrys Familie kann unsere Migration nicht akzeptieren. Wenn meine Familie kein Problem hat.”  Helma menjelaskan persoalan yang mereka hadapi.
“Aku ingin kami bisa hidup tenang setelah berkeluarga nanti tanpa hujatan dari keluarga.  Aku kasihan sama Helma kalau setelah menikah justru mendapat masalah dan ketidak nyamanan.”  Derry menambahkan
Perbincangan mereka terputus dengan ketukan keras pintu pavilion yang ditempati Helma.
Helma, irgendjemand zuhause?”  Denia mengintip dari balik tirai rumah.
“Ada yang mencari kamu Helma.  Orangnya tinggi besar, dia naik mobil Peugeot warna abu metalik.”
“Biarkan saja Denia, dia kekasihku sebelum Derry.  Aku tidak mau menemui dia lagi.  Begitu dia tahu aku tidak pernah jalan sama Derry.  Dia berusaha mendekatiku.”  Helma tampak ketakutan untuk menemui pria yang terlihat perlente dan mapan itu.
“Kelihatannya dia pemuda yang sopan Helma, mungkin bisa kita ajak dialog dengan baik.”  Denia memberi saran.
“Aku trauma Denia, terakhir aku ketemu dia, dia mengajakku bercinta lengkap dengan alat pencegah kehamilan.  Pergaulan bebas dimana-mana sudah merusak tatanan masyarakat kami.  Ich war entschlossen, unseren Lebensstil mit dem Islam zu ändern.”
Suara android  Derry berdering tanda video call wa dari seseorang masuk.  Derry menerima panggilan itu.  Gambar seorang perempuan tampak pada layar.  Mereka terlibat perbincangan serius dalam bahasa Jerman.
“Derry aku senang kamu sudah selesai dengan Helma.  Aku pikir kita bisa kembali dan aku akan berusaha memperbaiki kesalahanku.”
“Sebenarnya aku masih menjalin komitmen dengan Helma.  Tapi selelah kami belajar Islam, kami hanya berusaha membatasi diri saja.  Sebentar lagi kami akan menikah.  Maafkan aku, Sabrina.”
“Aku akan bisa membahagiakan kamu lebih dari Helma, Derry.  Kata ibumu, kamu berubah gara-gara Helma.  Aku akan menawarkan kebahagiaan buat kamu.  Aku akan membuatmu menjadi seseorang yang sangat beruntung.”  Dari layar andoid itu, Sabrina menawarkan sebotol cairan aneh.
Derry sudah tidak bisa bersabar lagi.  Ternyata cairan itu minuman perangsang sebelum berhubungan suami istri.  Denia dan Bagas bergidik dengan ulah mereka yang mengagungkan pergaulan bebas.  Derry dan Helma memutuskan untuk memblokir semua nomor yang sangat mengganggu ketenangan mereka.
Sebelum mereka mengenal islam, kehidupan penuh nafsu itu pernah mereka nikmati dalam kesenangan palsu.  Tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa mereka akan bertukar gaya hidup.  Bahkan mereka pernah fobia dan benci Islam sebagaimana umumnya orang barat.
Perkenalan dengan IKWK telah menjadi perantaraan hijrah mereka.  Sebuah pilihan hidup yang lebih baik yang telah mampu mengubah cara pandang dan cara hidup dua insan di depan Denia.
Helma untuk sementara merasa aman dengan menghindar dari bayang-bayang Erick, mantan kekasihnya.  Juga Derry menemukan jalan keluar sementara dengan meblokir nomor Sabrina.  Wanita itu mendapat tugas dari mama Derry untuk menjauhkan Derry dari Helma, Ajakan berbuat maksiat malam itu tertutup untuk sementara waktu.
Mereka melanjutkan diskusi tentang penikahan dalam Islam.
“Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bersegera menikah bila itu bisa menyelamatkan manusia dari perzinaan.  Hukum nikah tergantung situasi dan niatnya. Hukum asalnya jaiz, boleh.  Berubah jadi wajib bila bertujuan menyelamatkan manusia dari dosa zinah.  Haram bila niatnya salah misalnya ingin mendapat harta atau berpotensi menyakiti pasangan.  Misalnya salah satu dari yang menikah tidak mampu memberi nafkah batin.  Sunnah bila cukup syarat untuk menikah dan ingin mengikuti contoh dari nabi.”  Bagas mengungkapkan hokum nikah.
Wenn ja, kann die Ehe von mir und Helma als obligatorisch eingestuft werden?”
“Benar.  Karena kalian mendapat ajakan berzina dari orang yang menganggap kalian masih sendiri, belum ada pasangan.”  Denia menambahkan pendapatnya.
“Menikah di Jerman sudah banyak ditinggalkan.  Kalaupun mereka mau menikah, resepsinya cukup membutuhkan banyak biaya.  Bagaimana dengan aturan pernikahan dalam Islam?”
Bermula dari pertanyaan septar pernikahan yang ingin diketahui Helma dan Derry, Bagas dan Denia menjelaskan panjang lebar tentang nikah dalam Islam.
Rasulullah menganjurkannya untuk dipermudah dan tidak boleh dipersulit.  Cukup dengan menghadirkan dua mempelai, ada mahar yang akan diserahkan pihak laki-laki pada pihak perempuan.  Ada saksi minimal dua laki-laki, atau satu laki-laki dan dua wanita, ada wali perempuan.  Bila wali perempuan sama sekali tidak ada atau bukan beragama Islam, maka boleh diwalikan oleh wali hakim.  Orang yang dituakan atau terpandang dari segi ilmu.  Tentang mahar pun seharusnya jangan ada yang merasa diberatkan.   Pesan Rasulullah, sebaik baik wanita yang paling sedikit maharnya.  Sementara laki-laki yang baik yang makin besar memberi maharnya.   Bahkan pernikahan yang terbaik adalah yang paling sederhana.  Rasulullah atas dasar kasihnya tidak ingin memberatkan umatnya, termasuk dalam pernikahan.  Untuk memperbaiki hubungan  dengan orang tua, mereka harus diberi tahu.  Bagaimanapun juga pernikahan adalah bagian penting dalam hidup anak yang ingin diketahui orang tua.. 
“Kalau begitu mudah sekali pernikahan itu, ya?”  ungkap Helma tentang pernikahan dalam Islam.
“Mungkin untuk Helma tidak akan banyak kendala karena orang tuanya moderat.  Bagaimana dengan orang tuaku?”  Derry bertanya cemas, ”Sedangkan kerabatku saja ada yang masih jadi aktivis PEGIDA.  Aku yakin, mereka tidak akan mengizinkanku menikahi Helma,” lanjutnya.
“Dalam Islam, kewajiban kita sebagai anak di atur dalam Alquran.  Sejahat dan seburuk apapun orang tua kita, kita tetap harus menghormatinya.  Meskipun dia seorang pendosa sekalipun.  Mengatakan ‘ah’ saja tidak boleh apa lagi melawan.”
“Kalau kita bertentangan dalam hal keyakinan, bukankah itu artinya kita melawan?” tanya Derry.
“Berbeda antara melawan dengan berlawanan, menentang dengan bertentangan.  Secara prinsip seseorang bisa berlawanan dan bertentangan tapi secara sikap tidak seharusnya kita melawan dan menentang.  Selama orang tua kita tidak menyuruh kita menentang Allah SWT maka tetap wajib berlemah lembut.  Menolak kehendak orang tua juga tidah boleh dengan cara kasar tapi dengan dialog dan kelembutan.  Insyaallah sikap baik itu akan menjadi pintu bagi mereka mengenal islam.”  Kali ini Bagas yang memberi masukan pada Derry bagaimana seharusnya bersikap dengan orang tua.
Kann IKWK unsere Ehe einleiten? Apakah IKWK bisa memprakarsai pernikahan kami?”  tanya Derry.
Wir freuen uns sehr über Ihre guten Pläne. Wir werden kommunizieren, um IKWK zu erhöhen. Wenn Gott will, werden Aktivisten von IKWK Ihren Plan stark unterstützen.” Jawaban Bagas menutup diskusi penting mereka berempat malam Ahad itu.
***
            Aku mengimprovisasi kisah Denia dalam email yang dikirimkannya padaku, sambil mengirimkan balasan singkat.
“Bersyukurlah Denia, menjadi perantaraan bertemunya dua insan yang saling cinta dan kasih sayang karena Allah, besar keberkahannya.  Menyambungkan silaturahim, mengikat yang tadinya haram menjadi halal.  Sampaikan salamku pada Helma dan Derry semoga bisa membangun rumah tangga sakinah, mawaddah, warrahmah.”
Balasan pendek ini tak seimbang dengan cerita Denia yang seru dan penuh intrik.  Maafkan aku Denia, aku sedang sibuk mengurus perusahaan kita.  Semoga usaha kita lancar dan Allah jauhkan dari segala risiko kejahatan orang-orang yang kurang amanah.
Glosarium:
1.      Denia hat sich anscheinend von der Bettstütze erholt= Denia, sudah sembuh dari bedrest rupanya?”  
2.      Dank Helmas Gebet geht es mir gut. Ab ins Büro, Helma? = Berkat doa Helma aku baik-baik saja.  Berangkat ke kantor, Helma?” 
3.      Denia, darf ich eintreten?= Denia, boleh aku masuk?” 
4.      "Natürlich bist du mein guter Nachbar, lass uns mitmachen, es gibt spezielle Gerichte, die dir gefallen werden." =Tentu saja tetanggaku yang baik, ayo kita bergabung di ruang tengah.  Ada hidangan istimewa yang pasti kamu akan suka.”
5.      Wir zögern nicht, aber Derrys Familie kann unsere Migration nicht akzeptieren. Wenn meine Familie kein Problem hat =Kami bukannya menunda-nunda, tapi keluarga Derry belum bisa menerima hijrah kami.  Kalau keluargaku nggak ada masalah.” 
6.      Helma, irgendjemand zuhause? = Helma, adakah seseorang di dalam rumah?
7.      Ich war entschlossen, unseren Lebensstil mit dem Islam zu ändern =Aku sudah bertekad mengubah gaya hidup kami dengan Islam.”
8.      “Wenn ja, kann die Ehe von mir und Helma als obligatorisch eingestuft warden?”=”Kalau begitu, pernikahan aku dan Helma bisa dikatagorikan wajib?”
9.      Kann IKWK unsere Ehe einleiten? =Apakah IKWK bisa memprakarsai pernikahan kami?” 
10.  Wir freuen uns sehr über Ihre guten Pläne. Wir werden kommunizieren, um IKWK zu erhöhen. Wenn Gott will, werden Aktivisten von IKWK Ihren Plan stark unterstützen” = “Kami sangat senang mendengar rencana baik kalian ini.  Kami akan komunikasikan pada rais IKWK.  Insyaallah para pegiat IKWK akan sangat mendukung rencana kalian.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IMPIAN PENUH KENANGAN

IMPIAN PENUH KENANGAN  Oleh: Farel Kemenangan Tim Bulutangkis SMPN III di tingkat provinsi tahun lalu memberikan semangat yang tak perna...