
CERITA BERGAMBAR I (PUTRI ANISA BERHATI MULIA)
Kisah ini berjudul Putri Anisa Berhati Mulia, ditulis oleh Titin Harti Hastuti dan diceritakan kembali oleh Calista Zelda Aurelia Jaelani
Ilustratornya adalah TIM NARC yang juga Anggota Taman Baca Abu Bakar
Di suatu daerah perkampungan yang indah permai, jauh dari hiruk pikuk perkotaan, tinggallah sebuah keluarga bahagia. Keluarga itu hanya terdiri dari tiga anggota saja, yaitu Ayah, Ibu dan Putri Anisa.
Ibunya bekerja di hutan mencari kayu bakar dan menjualnya ke pasar. Sedangkan Sang Ayah menjadi penggembala kambing di padang rumput menghijau.
Suatu hari, ayah membincangkan sesuatu yang sangat serius di meja makan. Makan malam mereka hanya nasi dan beberapa butir telor. Ayah memulai perbincangan
"Kita telah memasuki musim kemarau yang amat panjang. Persediaan makan kita sudah menipis. Kambing kita kurus-kurus karena sulit mendapatkan rumput di padang gembala yang makin kering." Ayah menjelaskan panjang lebar kesulitan yang sedang mereka hadapi.
"Benar Ayah, Ibu pun makin sulit menjuala kayu bakar. Orang-orang begitu mudah mendapatkan kayu bakar. Semua tumbuhan perlahan-lahan mengering, menyisakan ranting dan cabang untuk dijadikan kayu bakar."
Anisa terdiam mendengarkan perbincangan orang tuannya.
"Kita harus siap untuk terbiasa menahan lapar. Kalau tidak ada yang bisa dimakan, baiknya kita niat berpuasa." kata Ayah menutup pertemuan malam itu.
Di dalam kamarnya, Anisa hanya bisa bersedih. 'Apa yang bisa aku perbuat buat meringankan beban ayah dan ibu?' pikir Anisa
Diputuskannya untuk banyak berdoa, sholat Hajat dan Tahajud malam itu.
Dengarkanlah munajatnya pada Alloh SWT:
"Ya Alloh, kasihanilah kami, wahai Dzat yang senantiasa memelihara hambaNya, Yang Pemurah lagi Maha Memberi Rizki. Berikan kemudahan pada kami. Beri kami tetesan hujan yang Kau kirim dari langitMu yang Maha Luas."
Doa Anisa belum Alloh kabulkan. Namun Annisa tidak putus asa dan terus memohon padaNya dengan sabar.
Suatu hari, Annisa tinggal sendirian di rumah. Kedua orang tuanya sedang mencari nafkah untuk keluarga mereka. Annisa mendengar, pintu rumah diketuk dari luar.
"Assalamu'alaikum...." Suara salam yang terdengar beras, menandakan usia lanjut pemiliknya.
Annisa menjawab salam dan segera membuka pintu ruang depan. Sesosok kakek tua, dengan baju lusuh dan tambalan di beberapa bagian bajunya. Rasa iba segera menyusupi hatinya yang lembut.
"Oh, Kkeh dari mana? Nampaknya dari jauh ya. Rasanya aku belum pernah melihat wajah Kakek?"
"Iya Cucuku...Kakek berhari-hari berjalan jauh. Sudah lama Kakek tidak menemukan makanan. Orang-orang tak banyak yang peduli padaku. Apakah Cucu punya sedikit persediaan makanan untuk kumakan?
Melihat orang tua itu, Annisa teringat Kakeknya yang telah meninggal. Almarhum selalu menyempatkan untuk bermain dengan Annisa di usia senjanya.
"Annisa, kau harus menjadi anak yang salehah. Bahagiakan kedua orang tuamu, bantulah sesama dalam lapang ataupun sempit. Maka berkah dan rahmat Alloh akan menyertaimu" Demikian pesan terakhir Kakek sebelum meninggal.
'Kakek ini lebih membutuhkan makanan yang kupunya. Dia lebih lapar dan menderita daripada aku," pikir Annisa
Tanpa pikir panjang Annisa memberikan bungkusan makanan yang baru saja akan disantapnya.
"Ini Kek, ada sedikit makanan, semoga berkah dan manfaat."
Kakek tua itu berkali-kali mengucapkan rasa terimakasihnya ditambah doa tulus mendoakan Annisa, keluarga dan penduduk kampung. Kemudian berpamitan. Annisa berniat mengantar kepergian sang kakek tua, tetapi dalam sekedipan mata, Kakek itu telah hilang dari pandangan mata Annisa....entah kemana.
Hari berlalu begitu cepat, matahari esok pagi telah memancar kembali dari ufuk. Annisa dan keluarganya hendak beraktifitas seperti biasa. Ketika mereka membuka pintu dan jendela di pagi hari, sesuatu yang ajaib terjadi.
Berjuta bintang seolah berterbangan memenuhi kampung itu. Cerah, sejuk dan indah. Rupanya hujan semalam telah membasahi seantero negeri. Harapan kembali memenuhi hati para penduduknya.
Kesuburan kembali menghijaukan alam pegunungan itu. Rumput bertunas lagi, dahan-dan ranting kembali menumbuhkan dedaunan. Berkah dan karunia Tuhan turun kembali karena kesalehan hati seorang anak bernama putri Annisa.
Ayah, Ibu dan Annisa kembali bisa menikmati keindahan alam pegunaungan yang asri. Senyum dan keceriaan melengkapi kebahagiaan keluarga Annisa.
"Alhamdulillah, kita harus berterimakasih pada Yang Maha Memberi Karunia. Juga kau harus memelihara sifat baikmu, Annisa." Ayah menasihati Annisa.
Annisa tumbuh menjadi gadis yang cantik rupawan. Kebaikan budi pekertinya terkenal hingga seluruh pelosok negeri.
Seorang pangeran putra penguasa negeri pun mendengar jasa baik Annisa. Ia melamar Annisa untuk dijadikan permaisurinya.
HIKMAH KISAH:
-Jadilah hamba Alloh yang selalu sabar dalam ujian, tidak pernah berputusasa untuk terus berdoa dan berharap pada Alloh SWT.
-Tetaplah dermawan dalam keadaan lapang ataupun sempit maka Alloh akan memberikan kemudahan
-Jangan pernah kikir dengan apa yang kita miliki karena milik kita adalah yang kita dermakan pada orang lain
-Balasan Alloh SWT akan melampaui kebaikan yang kita berikan, maka bersyukurlah
CERITA BERGAMBAR II (PUTRI RAHMAH DAN MAWAR EMAS)
Ditulis kembali oleh Titin Harti Hastuti Pengurus Taman Baca Abu Bakar dan Perintis Literasi di SMPIT Nurul Amanah
Diceritakan kembali oleh Neng Pupu Anggota Taman Baca Abu Bakar dan Siswi Kelas IX SMPIT Nurul Amanah
Di sebuah kerajaan bernama Annur...hiduplah raja dan ratu yang sangat bijaksana serta adil. Rakyatnya pun hidup dalam keharmonian, saling tolong bantu dan bergotong royong. Sangat sesuai dengan nama negeri yang artinya cahaya itu.
Kebagiaan raja dan ratu semakin lengkap dengan hadirnya bayi mungil buah cinta mereka. Ratu dan raja memberinya nama Putri Rahmah. Dengan harapan, kasih sayang selalu menyelimuti hatinya
Putri Rahma tumbuh menjadi gadis anggun yang cantik menawan namun tetap baik hati sesuai dengan namanya. Dia sangat disayangi oleh orang-orang di sekelilingnya.
Suatu hari....
"Bunda Ratu, negeri kita sedang dirundung duka."
"Apa yang terjadi Kakanda?"
"Wabah penyakit berbahaya sedang melanda rakyat kita di pelosok negeri. Saya mendapat laporan dari pengawal pembawa berita."

Rasa duka juga dirasakan oleh Putri Rahma. Kesedihan Ayah Bunda dan juga rakyatnya menjadi kesedihannya pula. Putri Rahma terus berdoa pada Alloh kiranya ada jalan keluar bagi masalah negerinya itu.
Terbawa oleh beban berat yang dirasakannya, Putri Rahma bermimpi ditemui oleh seorang putri yang sangat cantik.
"Wahai anakku...usah kau bersedih terlalu dalam. Aku punya sesuatu untuk mengobati penyakit rakyatmu, tapi kau harus melakukan perjalanan jauh. Kau harus mendapatkan mawar emas dariku."
"Wahai Putri yang baik, siapakah gerangan engkau? Kemana aku harus menemuimu?"
"Pergilah ke tepi hutan negeri ini, engkau akan dapati pohon yang akarnya dapat melilit tubuh manusia yang mendekatinya. Kau harus mengalahkan pohon itu dan aku akan menemuimu di sana."
Terkejut Putri Rahmah mendengar rahasia kesembuhan rakyatnya. Bergegas dia terbangun dan menemui orang tuanya.
Putri Rahmah menceritakan mimpinya itu, dengan harapan raja dan ratu akan mengizinkannya untuk mencari mawar emas dalam mimpinya.
"Ayah handa izinkan ananda pergi. Demi kesembuhan rakyat kita." Putri Rahma memohon dengan sangat.
"Anakku, sebaiknya orang lain saja. Pengawal kerajaan banyak dan Ayah bisa menugaskan ini pada mereka," ucap raja dengan cemas.
"Iya anakku, kamu adalah anakku satu-satunya. Ibu tidak akan mengizinkanmu pergi. Lagi pula engkau belum pernah berjalan jauh anakku...." Bunda ratu tak kalah cemas
Setelah mengajukan berbagai alasan dan wabah makin menjadi, Raja dan Ratu akhirnya mengizinkan Putri Rahma pergi. Dengan deraian air mata perpisahan untuk memperjuangkan keselamatan rakyat itu pun akhirnya mendapat restu Ratu dan Raja.
"Ayo pengawal, kita harus sampai ke tepi hutan sebelum sore tuba." Putri Rahma menjadi pemimpin dari regu pencari mawar emas itu.
Dipacunya kuda kencang-kencang dengan hati penuh harap bisa segera bertemu Putri dalam mimpinya.
Keesokan harinya mereka sudah sampai di tepi hutan kerajaan. Dicarinya pohon aneh pembelit manusia dalam mimpi itu.
"Aduh....Tuan Putri, tolong tangan dan kaki saya terlilit pohon!!!" teriak para pengawal.
Pedang yang telah terhunus keluar dari datangnya segera membabat cabang pelilit itu. Dengan tangkas Putri Rahma telah menakhlukkan pohon pelilit.
"Kalau begitu...Putri yang baik hati itu akan segera datang," gumam Putri Rahma
Benar saja. Tiba-tiba pelangi berhamburan mendekati tempat berdiri Putri Rahma. Seseorang dalam mimpinya muncul bersama pelangi yang indah.
"Kau telah berhasil Anakku....Kebaikan hatimu mengalahkan segala ketakutanmu pada mara bahaya. Kau berhak dan pantas menerima mawar emas ini. Tanamlah mawar ini dan obati rakyatmu dengan seduhan daunnya yang berkhasiat."
Putri Rahma menerima mawar itu dengan penuh bahagia. Terbayang olehnya rakyatnya akan segera sembuh dari penyakit mereka.
Setelah mendapatkan mawar itu, Putri Rahma pulang dengan disambut oleh gegap gempita seruan rakyat yang makin cinta padanya. Rakyat pun terbebas dari penyakit yang mewabah itu, setelah meminum ramuan daun mawar emas.
TAYANGAN VIDEO YOUTUBE-PARADE DONGENG
Putri Annisa Berhati Mulia
Putri Rahma dan Mawar Emas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar