Belajar
dari Sejarah Silam (Karya Putri Azzahra Ardiansyah)
Mengetahui perjuangan masa lampau sangatlah penting.
Dari kisah itu kita dapat menggali inspirasi dan semangat perjuangan
orang sukses pengukir sejarah.
Salah satunya tentang perebutan kota impian dunia, Konstantinopel sebagai penghubung
dua samudra dan benua. Namun selama ribuan tahun benteng pertahanannya tetap berdiri kokoh dari semua gempuran musuh.
Penaklukan Konstantinopel menjadi
bagian sejarah yang unik karena hal ini diberitakan oleh Rasululloh SAW,” Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel,
sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan
adalah pasukan perang saat itu“. (HR. Iman Ahmad).
Hadits ini
menginspirasi setiap pemimpin muslim yang beriman. Segala usaha dan doa dikerahkan untuk
mewujudkannya secara turun temurun oleh sultan kekhalifahan Turki Utsmani
seperti dikisahkan melalui trilogy komik
pahlawan Islam Muhammad Al Fatih.
Tahun 1432 Sultan Murad, menanti buah hatinya yang ketiga dengan
lantunan ayat Al-Quran. Dari ketiga
putranya hanya Mehmet yang tumbuh hingga
dewasa.
Sejak kecil Sultan Murad mengkader
Mehmet untuk menjadi pemimpin terbaik dengan pasukan terbaik. Bekal menjadi pemimpin dengan menghafal Al
Qur’an, memahami ilmu agama, ilmu strategi
dan berakhlak mulia. Banyak guru
menempa Mehmet untuk menjadi pemimpin tangguh termasuk kemampuan bermain
pedang, berkuda dan memanah.
Sultan Murad lebih awal menyerahkan
jabatannya kepada Mehmet karena ingin fokus dalam hal ibadah. Cita-cita yang membara pada diri Sultan
Mehmet untuk membebaskan Konstantinopel,
mendorongnya untuk menyusup ke daerah kekuasaan Konstantinopel. Timbullah fitnah bahwa ia melalaikan dan
meninggalkan rakyatnya. Akibatnya Wazir
Agung mencopot jabatan Sultan dan menggembalikan pada ayahnya. Mehmet turun jabatan dan menjadi gubernur di
Amasya.
Sultan Murad meninggal sehingga Mehmet
kembali menjadi Sultan menggantikan ayahnya. Strategi pembebasan Konstantinopel pun
terbuka lebar. Berbekal pengetahuan
selama menyusup di Konstantinopel, Sultan Mehmet memutuskan membangun benteng
pertahanan berupa tembok besar
dibelakang tembok Theodosius, Konstantinopel.
Serangan
berlangsung tiga kali, dua diantaranya menemui kegagalan. Strategi terakhir dikerahkan dengan pengepungan dan pembuatan meriam
raksasa untuk mengonsentrasi kekuatan pada satu titik maka runtuhlah benteng
tiga lapis itu dan pasukan muslimin menembus benteng. Perang terbuka berlangsung dan seluruh
konstantinopel jatuh ke tangan muslimin. Terbuktilah sabda Rasululloh SAW dan
konstantinopel diganti nama dengan
Islambul atau Istanbul.
Pembebasan
Konstantinopel disambut baik oleh rakyat di sana karena kebijaksanaan Sultan
Muhammad Al Fatih yang memperlakukan rakyat dengan adil tanpa memandang suku
dan agama. Semua mendapat layanan yang baik dan menjamin perdamaian antar
pemeluk agama di Kontantinopel.
Di kehidupan sehari-hari,
kita dapat mengamalkan sikap seperti ini, beribadah dengan khusyuk dan
mengharap jalan dari Allah karena hanya Allah lah yang dapat memberikan jalan
yang terbaik. Selalu meminta hal terbaik yang Alloh ridho. Ikhtiar
dan Tawakal menjadi tumpuan pertama agar selalu tegar di jalan
Allah.
Sumber:
1. Satria, Handri. 2015. Muhammad
Al Fatih I. Jakarta:Salsabila. 316h
2. Satria, Handri. 2015. Muhammad
Al Fatih II. Jakarta: Salsabila. 296h
3. Satria, Handri. 2015. Muhammad
Al Fatih III. Jakarta: Salsabila. 324h
Keseimbangan Do’a dan Ikhtiar (Kunci Sukses Kehidupan)
(Karya Didah Fauziah)
Hidup adalah anugerah dari Yang Maha
Pencipta. Seolah satu misteri yang tak
mampu dipecahkan kecuali melalui petunjuk ilmu agama dari-Nya. Tanpa adanya petunjuk itu, tentu manusia akan
dipenuhi dengan kebimbangan dan keraguan dalam melangkah juga dalam memecahkan
segala masalah yang dihadapinya.
Sudah menjadi fitrah dalam diri tiap manusia
bahwa ada dorongan dalam diri untuk memilih diantara dua jalan. Selalu ada dua bisikan batin manusia, apakah
itu jalan kesesatan maupun jalan kebaikan.Maka beruntunglah yang memilih
kebaikan dan mampu mencampakkan bisikan keburukan.Diantara bisikan baik itu
adalah keinginan memperbaiki keadaan .
Kunci sukses untuk menjadi lebih baik hari
demi hari adalah do’a dan ikhtiar.Dalam ikhtiar dan doa kita membutuhkan sifat
istiqamah dan sabar.
Berikut ini paparan satu persatu kunci sukses
kehidupan itu.
Doa adalah sarana memohon pertolongan kepada
Allah SWT,juga wujud penghambaan dan pengabdian kita kepadaNya.Sungguh suatu
kerugian yang amat besar bagi siapapun diantara orang beriman yang tidak
menyadari dan tidak memanfaatkan secara optimal kekuatan doa ini. Allah SWT berfirman, ”…….. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka
beriman kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS: Al Baqarah 186)
Apabila permintaan kita ingin dikabulkan, maka
berdo’alah dengan penuh harap dan bersungguh-sungguh. Dikabulkannya do’a tidak selalunya
berupa terwujudnya segala keinginan, tetapi ada beberapa bentuk. Diantaranya, janji Alloh akan tertangguhkan permohonan
hingga di akhirat dan ketenangan hati menerima ketentuan yang digariskanNya
untuk kita. Semua itu adalah serangkaian
akhlak pada Alloh bagi pendo’a, yaitu mengakui Dia sebagai yang Maha Kuasa dan
tempat kita meminta sekaligus tempat kita berserah diri dan ikhlas menerima
ketentuan.
Kunci sukses berikutnya, ikhtiar. Ikhtiar adalah berusaha melakukah sesuatu
yang diinginkan dan dicapai dengan tidak putus asa dan pantang menyerah.Ikhtiar
harus dibarengi dengan sabar.Sabar adalah sifat menerima keadaan tanpa berhenti
terus bergerak dan bergerak meraih kesuksesan.
Dikisahkan, Arya adalah anak yatim setelah ayahnya
meninggal, ia hidup bersama ibunya. Mereka bekerja apa saja untuk menyambung hidup, dengan
terus berdo’a untuk kehidupan yang lebih baik. Suatu ketika Pak Sukatma mempekerjakan mereka menjadi
pemasok gula kelapa dengan gaji yang lumayan banyak. Kehidupan mereka menjadi lebih baik daripada
kehidupan dulu. Itulah balasannya bagi
mereka yang mau berusaha dan terus berdo’a.
Kunci sukses terakhir adalah istiqomah. Ciri dari istiqomah, mau menjalankan kebaikan
dengan terus menerus tanpa jenuh dan bosan. Orang yang istiqomah adalah seseorang yang senantiasa
lurus dalam menjalani kehidupanya dan tidak mudah berpaling dari petunjuk dan
hal hal yang diridhoi Allah SWT. Amalan
kecil yang dilakukan berterusan jauh lebih utama dibandingkan suatu amal yang besar,
tetapi sesekali saja dilakukannya.
Sumber:
1. Gymnastiar, Abdullah. 2006. Kedahsyatan Do’a. Bandung: MQ Publishing. 69 h.
2. Gymnastiar, Abdullah. Istiqomah Jalan
Kemuliaan. 2015. Bandung: MQ
Publishing. 73 h.
3. S. Sonny. 2013. Sabar dan Ikhtiar dalam
Kehidupan. Jakarta: Indah Jaya Adipratama. 80 h.
Perjuangan
Para Pecinta Tuhan (Karya Tiya Nurjannah)
Tema cinta antara
Adam dan Hawa telah banyak diungkap dalam berbagai karya seni. Akan tetapi ada cinta yang lebih agung,
bermakna dan menginspirasi, yaitu cinta pada Sang Pencipta dan agamaNya.
Kisah cinta agung yang
perlu diteladani adalah tentang
perjuangan Said Nursi (ulama besar dari Turki) . Semenjak kecil dia telah menghafal
kitab-kitab, lalu dia mengembara dari
satu kota ke kota lainnya. Akhirnya dia
berhasil menghafal Al Qur’an dan puluhan kitab kelas atas dalam beberapa bulan
saja. Sedangkan rata-ratanya para ulama menyelesaikannya
dalam 15 tahun
Said Nursi
memiliki cita-cita agar para generasi
muda dapat mengikuti jejaknya dalam memperjuangkan ilmu agama dengan cara
bersungguh-sungguh dalam belajar. Dia
meminta izin pada sultan untuk membangun madrasah. Namun hal itu tak mudah karena selalu ada
yang menghalangi. Diantaranya adalah
fitnahan dari para pendengki yang mengatakan dirinya sebagai ulama palsu
sehingga ia dipenjara.
Cinta pada Tuhan
bukan dominasi orang dewasa, anak mungil yang imut dengan wajah menggemaskan, bernama
Delisa pun bisa menemukan cintanya pada Alloh.
Dia sedang berusaha menghafal bacaan shalat yang akan dihadiahi kalung
indah oleh umminya. Saat ia di tes oleh
ibu guru Nur, terjadilah peristiwa itu.
Suara gemuruh
ombak terdengar, Delisa tetap tak
bergeming karena ia fokus dengan bacaannya. Saat ia akan melaksanakan sujud pertamanya,
ombak itu menggulung semua yang ada didepannya, termasuk Delisa. Kakinya menghantam pagar sekolah dan ia
terdampar selama 6 hari 6 malam.
Saat belum siuman,
Delisa bermimpi bertemu ummi di taman
yang indah. Ummi berpesan agar ia
menyelesaikan sujud pertamanya karena Allah.
Pada saat yang bersamaan, tim SAR menemukannya dan melarikannya ke Rumah
Sakit . Setelah siuman ia lupa semua
hafalannya, lalu ia berjuang menghafalkan bacaan shalatnya karena Allah.
Pemilik cinta
berikutnya bernama Kak Laisa.
Perjuangannya untuk mencintai Tuhan dengan mewujudkan cinta pada sesama
sangat mengharukan.
Kak Laisa berhenti
sekolah hanya demi adik-adiknya. Ia
membantu mamak dalam mendidik adik-adiknya.
Dia tak menyerah menghadapi olokan dan penentangan dari adiknya saat
menegakkan disiplin terutama dalam belajar .
Tujuannya agar nasib membaik dan sukses terah.
Pengorbanan
perasaan terbesar Laisa adalah saat dia merelakan adik-adiknya menikah terlebih
dahulu. Kesedihan yang harus diderita
karena tiada seorang lelaki pun yang tulus menikahinya. Semua karena cacat fisik Laisa.
Usia yang makin
senja tanpa pendamping hidup, namun tetap bahagia karena menyaksikan
adik-adiknya menjadi orang-orang sukses dengan keluarga bahagia. Seakan tak tersisa dari hatinya segala iri,
dengki dan dendam.
Sikap dan
perbuatan Laisa telah menjadi jalan sukses dan bahagia pada orang lain. Cintanya yang tulus dari Tuhan untuk sesamanya membuatnya terselimuti gaun
bidadari syurga di saat kematiannya, wajahnya berseri secantik bidadari.
Sumber:
- 1.
El-Shirazy, Habiburrahman. 2014. Api
Tauhid. Jakarta: Republika Penerbit.
587h.
- 2.
Liye,
Tere. 2008. Bidadari-Bidadari Syurga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 368h.
- 3.
Liye,Tere.
2005. Hafal Sholat Delisa. Jakarta: Republika
Penerbit. 248h.
Rekreasi Lewat Imajinasi Tanpa Batas (Karya Calista Zelda AJ)
Tetrologi yang
ditulis Tere Liye dalam Bumi, Bulan, Matahari dan Bintang mengajak pembaca
untuk bertamasya di antara tata surya. Sajian novel yang mengaduk aduk imajinasi
seluas angkasa raya ini amat mengasyikkan. Kelihaian Tere liye sebagai novelis
produktif, sangat terasa dalam kisah yang mengalir tanpa hambatan ini.
Pada awalnya
pembaca harus menyesuaikan diri dengan alur cerita yang tidak biasa. Akan
tetapi kesabaran untuk tetap menikmati novel ini akan memberi pengalaman yang
luar biasa.
Tulisan ini
hanya akan mengulas rekreasi imajinasi dari tiga novel awal yaitu Bumi, Bulan dan Matahari.
Pada novel Bumi,
diceritakan seorang remaja bernama Raib yang sejak umur lima tahun memiliki
kekuatan bisa menghilang namun tidak disadarinya. Beranjak remaja, dia bersahabat dengan Seli, dan
juga Si Pembuat Onar bernama Ali.
Suatu hari mereka
dipanggil ke ruang BK dan mendapati bahwa Miss Selena, guru Matematika mereka
berasal dari klan Bulan. Miss Selena mengatakan
bahwa Seli mewarisi kekuatan dari klan Matahari, sedangkan Raib mewarisi
kekuatan klan Bulan. Merekapun diajak ke
klan Bulan oleh Miss Selena. Namun mereka harus
mengalahkan Tamus, seorang musuh yang memata-matai Raib. Pada akhirnya Tamus dipenjara bersama Si
Tanpa Mahkota di penjara bayangan di bawah bayangan.
Dilanjut
pada buku Bulan, setelah mereka ke klan Bulan mereka ditugasi untuk menghadiri
delegasi antar klan. Mereka harus ke
klan Matahari. Setibanya di klan Matahari,
mereka bertiga diikutsertakan dalam kompeisi mencari bunga matahari pertama
mekar. Kompetisi itu dipimpin oleh Fala-Tara-Tana IV. Mereka melewati masa-masa perjalanan sulit
sebagai kontingen perwakilan yang langsung ditunjuk oleh Fala-Tara-Tana IV. Saat dititik terakhir,mereka menemukan bunga
tersebut, tapi ternyata Fala-Tara-Tana IV hanya memanfaatkan mereka. Peperangan jarak dekat pun tidak dapat
dihindari.
Perjalanan
mereka belum selesai, masih ada satu klan lagi yang harus didatangi,yaitu klan Bintang.
Karena keganasan Fala-Tara-Tana IV, diapun
dipenjara bersama dengan Si Tanpa Mahkota (seorang pangeran yang dijebloskan
oleh ibu tirinya ke penjara).
Pada buku Matahari,
Ali si genius membuat kapsul agar bisa mendeteksi adanya klan lain. Merekapun menyusuri klan Bintang dengan
kapsul ciptaan Ali. Di sana mereka kenyataan
yang membahayakan, bahwa Sekretaris Dewan Kota berencana meruntuhkan pasak bumi
agar seluruh klan hancur menyisakan klan Bintang. Perang dunia parallel pun sudah di depan
mata. Mereka harus menemukan cara agar
bisa menemukan letak pasak bumi tersebut. Hal tersebut menarik perhatian Av, yaitu seorang terkemuka dari klan Bulan. Av langsung memberikan saran dan bantuannya
untuk Raib, Seli dan Ali.
Dari ketiga
novel ini kita belajar bahwa perbedaan klan/suku tidak seharusnya mengakibatkan
perang bila tidak ada keinginan untuk saling memusnahkan. Saling mengenal dan bekerjasama justru mewujudkan
keindahan.
Sumber:
- 1.
Liye,
Tere. 2014. Bumi.
Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka. 440 h.
- 2.
Liye,
Tere. 2015. Bulan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
400 h.
- 3.
Liye,
Tere. 2016. Matahari. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. 400 h.
Serba Serbi Kehidupan Santri (Karya Neng Pupu)
Tatanan hidup telah bergeser oleh
globalisasi dan canggihnya era informasi.
Tiap pribadi dan kelompok begitu bebas menularkan pahaman baik maupun
baik pada siapa saja tanpa batas ruang dan waktu. Pesantren adalah benteng dari penyebaran liar
tanpa batas ini.
Tidak banyak media yang mengungkap
kehidupan santri dari sumber aslinya untuk memberi pemahaman obyektif mengenai
kehidupan santri sehingga stereotype tentang kaum sarungan masih banyak
beredar di tengah masyarakat.
Diantara yang sedikit itu, buku yang
akan dipaparkan dalam tulisan ini.
Dalam komik Pesantren Keren, tokoh Syamil adalah
seorang anak laki-laki lulusan SD yang memutuskan untuk mesantren dengan penuh
semangat. Berbagai peristiwa seru dialaminya
karena banyak hal asing yang belum dia mengerti. Antara lain bagaimana budaya antri yang
awalnya sering dia langgar akhirnya dia sadari hikmah dan manfaatnya.
Pendidikan yang berharga ketika
kesederhanaan ditanamkan dengan berhenti makan sebelum kenyang dan memulai
makan saat lapar. Pada awalnya kebiasaan
makan berlebihan sulit untuk ditinggalkan, dengan pembatasan yang diajarkan di
pesantren, akhirnya Syamil mampu menyesuaikan diri dengan aturan pesantren. Semua pembiasaan yang mengajarkan kebaikan
mengubah Syamil menjadi pribadi berkarakter positif.
Tidak kalah seru lagi, kisah tentang
santri yang bernama Alif. Seumur hidupnya Alif tidak
pernah menginjak tanah di luar Minangkabau. Ibu Alif menginginkan dia menjadi seperti Buya Hamka,
sementara Alif ingin menjadi seperti Habibie.
Alif mengikuti perintah ibunya belajar di pondok di
Jawa Timur. Di sana Alif bertemu teman baru dari berbagai
daerah, yaitu Baso, Raja, Said dan Atang. Satu
pelajaran sangat berharga dan menginspirasi mereka adalah mantra “man jadda wajada” (siapa yang
bersungguh sungguh pasti sukses). Tiga kata sakti yang mereka pegang untuk
bertekat meraih sukses bersama.
Bila senja menjelang, awan-awan
yang berarak menjelma menjadi lima benua impian
mereka masing masing. Mereka yakin dengan mantera itu pastilah mereka bisa menggapainya impian. Alif merasa beruntung karena dari sanalah ia mengenal kata ‘bersungguh sunguh’ untuk tiap cita-citanya. Benar saja masing-masing lima sahabat ini
dapat mewujudkan impiannya menyambangi lima menara di lima negara.
Kisah lain tentang kehidupan
pesantren dialami oleh Marshila Shilalahi. Remaja
cerdas, mendekati jenius namun ada sedikit kenakalan dalam kreatifitasnya. Sistem pendidikan di pondok pesantren yang ia tempati, mengajarkan banyak hal. Kesabaran, kerja keras, pengorbanan, juga pantang menyerah. Melalui program di pesantrennya Shila
berkesempatan menimba ilmu hingga Negeri Sakura.
Tiga kisah ini membuka mata kita
bahwa menjadi santri berarti memasuki kawah candra dimuka untuk digembleng
menjadi generasi tangguh. Semua ujian
ketidaknyamanan, jauh dari kata santai dan bersenang-senang, akan membuahkan
hasil yang teramat berharga. Yaitu bermetamorfosis untuk memberi sebanyak-banyak manfaat pada sesama
dengan potensi yang ada pada dirinya.
SUMBER:
1. Madan, Ira. 2014. Cahaya Cinta Pesantren. Jakarta: Tinta Medina. 292
hal.
2. Fuadi, Ahmad.
2009.
Negeri Lima Menara.
Jakarta:Gramedia Pustaka Media. 224 hal.
3. Willy, Agus. 2017. Pesantren Kereeen. Jakarta: Alkautsar Kids. 152 hal.
Warna-Warna
Cinta
(Cerita yang Tak Pernah Kering)
(Karya Melani Yusi)
Cinta menjadi tema yang paling sering diungkapkan. Mulai dari lagu, film, cerita
novel dan roman banyak yang berkisah tentang cinta. Sangat disayangkan kadang tema-tema ini diungkap dengan cara yang kurang
mendidik. Bahkan
ada yang bertujuan jahat untuk merusak generasi.
Beruntung diantara karya bertema cinta masih ada yang diangkat
dengan apik dan mendidik. Salah satu penulis yang produktif dan kreatif mengangkat tema cinta
dengan indah tapi penuh dengan tatakrama dan batas budaya adalah Tere Liye.
Dalam
novel Sunset dan Rosie, seorang laki-laki bernama Tegar, menunda masa pernikahannya, karena
belum mampu melupakan masa lalunya. Yaitu ketika Rosie yang
dicintainya menerima lamaran Nathan di depan matanya.
Cinta
menjadi dorongan terbesar bagi Tegar untuk memelihara empat anak Rosie yang
telah menjadi yatim. Sementara Rosie
sedang menjalani terapi kejiwaan akibat
ditinggal suaminya.
Setelah Rosie sembuh dan mampu membesarkan anak-anaknya, Tegar siap untuk melaksanakan pernikahannya dengan Sekar
di Jakarta. Di tengah-tengah acara, tiba-tiba
Lili, putri bungsu Rosie, berlari
ke tengah dan mengatakan kepada Tegar
bahwa Lili akan memanggilnya dengan sebutan ‘Papa Tegar’.
Pada akhirnya Sekar pun mengerti, bahwa
Rosie dan anak-anaknya lebih
membutuhkan Tegar daripada dirinya. Sekar merelakan Tegar untuk menikah dengan Rosie. Pengorbanan cinta yang langka
dan hanya bisa dilakukan orang-orang yang
memahami makna cinta sejati.
Berbeda
dengan Novel Rembulan Tenggelam
di Wajahmu, seorang pasien bernama Rehan (Ray), dalam
keadaan koma di rumah sakit. Dalam komanya ia didatangi
seseorang untuk belajar dari masa lalu dan mempelajari makna
hidup.
Ray
seorang yatim piatu yang dibesarkan pada sebuah panti asuhan, menemukan cinta sejatinya bersama gadis yang bernama Fitri.
Mereka menjalankan
bisnis besar hingga
suatu saat ajal memisahkan keduanya.
Novel
ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan bersabar dalam keadaan
apapun. Kita harus mengerti menjalani hidup dengan baik
dan sabar karena
manusia harus selalu siap untuk kehilangan segalanya termasuk orang yang paling kita cintai. Semua hanya titipan dariNya.
Warna
cinta yang lain disajikan pada buku
Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
Gadis yang bernama
Tania, mempunyai perasaan cinta kepada malaikat
penyelamat keluarganya dari kemiskinan yang
bernama Om Danar.
Tania
dan Danar saling mencintai tetapi sama-sama menyembunyikan perasaan itu bahkan
Danar berbohong pada Tania bahwa ia tidak menaruh perasaan khusus pada
Tania. Tania merasa sakit dengan
pengakuan Danar, ia memutuskan pergi ke Singapura dan tinggal di sana
selamanya. Sementara Danar berkeluarga
dengan Ratna tanpa kehilangan rasa cinta pada keluarga Tania.
Cinta
kadang terwujud dalam pernikahan kadang pula tidak. Namun
semua akan berakhir dengan perpisahan. Semua manusia harus belajar
menerima pedihnya perpisahan dengan ikhlas.
Sumber:
- 1.
Liye, Tere. 2010. Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 298h.
- 2.
Liye, Tere. 2011. Sunset and Rosie.
Jakarta: Mahaka Publishing.
385h.
- 3.
Liye, Tere. 2009. Rembulan Tenggelam di
Wajahmu. Jakarta:
Republika Penerbit. 426h.
ANANDA MELANI YUSI: ESSAY BERJUDUL
Warna-Warna Cinta
(Cerita yang Tak Pernah Kering) MEMBAWANYA SEBAGAI PERAIH MEDALI PRC DARI GUBERNUR AUSTRALIA SELATAN. ALHAMDULILLAH